Saturday, April 30, 2016

Sholat Sunnah Bukan Rawatib Tidak Dilakukan Berjama’ah

1- Sholat sunnah bukan rawatib Tidak Dilakukan Berjama’ah
Ada beberapa shalat sunah bukan rawatib yang tidak dilakukan secara berjama’ah, diantaranya:
  • sholat witir
 Shalat Witir (Shalat Ganjil)
Hukumnya shalat ini mustahab (sunah) dan tidak dianjurkannya berjama’ah, waktunya setelah shalat isya’ sampai fajar menyingsing. Shalat witir boleh dilakukan satu raka’at, boleh tiga raka’at dan sempurnanya 11 raka’at,. Shalat witir bukan satu keharusan seperti shalat 5 waktu, tapi ia merupakan sunah
عن طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَهْلِ نَجْدٍ ثَائِرَ الرَّأْسِ يُسْمَعُ دَوِيُّ صَوْتِهِ وَلا نَفْقَهُ مَا يَقُولُ ، فَإِذَا هُوَ يَسْأَلُ عَنِ الإِسْلامِ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ ، قَالَ : هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهُنَّ ؟ قَالَ : لا ، إِلا أَنْ تَطَّوَّعَ ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَصِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ ، قَالَ : هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهُ ؟ قَالَ : لا ، إِلا أَنْ تَطَّوَّعَ ” . قَالَ : وَذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الزَّكَاةَ ، فَقَالَ : هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا ؟ قَالَ : ” لا ، إِلا أَنْ تَطَّوَّعَ ” . قَالَ : فَأَدْبَرَ الرَّجُلُ وَهُوَ يَقُولُ : وَاللَّهِ لا أَزِيدُ عَلَى هَذَا وَلا أَنْقُصُ مِنْهُ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ (رواه الشيخان)
Dari Thalhah bin Ubaidillah ra, ia berkata: “Seorang penduduk Najd telah datang menghadap Rasulullah saw dengan keadaan rambutnya yang kusut. Kami mendengar nada suaranya tetapi tidak memahami kata-katanya sehingga ia mendekatinya. Dia terus bertanya mengenai Islam. Lalu Rasulullah saw bersabda: Islam adalah shalat lima waktu sehari semalam. Lelaki tersebut bertanya lagi: Masih adakah shalat lain yang diwajibkan kepadaku? Rasulullah saw menjawab: Tidak, kecuali jika engkau ingin melakukannya secara sukarela yaitu shalat sunat. Seterusnya kamu hendaklah berpuasa pada bulan Ramadan. Lalu lelaki tersebut bertanya lagi: Masih adakah puasa lain yang diwajibkan kepada ku? Rasulallah saw menjawab dengan bersabda: Tidak, kecuali jika engkau ingin melakukannya secara sukarela yaitu puasa sunat. Rasulullah saw meneruskan sabdanya: Keluarkanlah zakat. Kemudian lelaki tersebut bertanya: Adakah terdapat zakat lain yang diwajibkan kepadaku? Rasulallah saw menjawab dengan bersabda: Tidak, kecuali jika engkau ingin mengeluarkannya secara sukarela yaitu sedekah. Kemudian lelaki itu berpaling sambil berkata: Demi Allah, aku tidak akan menambah dan menguranginya. Rasulullah saw bersabda: Dia amat beruntung jika menepati apa yang telah diucapkannya” (HR Bukhari Muslim)
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: الْوِتْرُ لَيْسَ بِحَتْمٍ كَصَلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ، وَلَكِنْ سَنَّ رَسُولُ اللَّهِ قَالَ: «إنَّ اللَّهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ فَأَوْتِرُوا يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ (حسن أبو داود والترمذي)
Dari Ali bin Abi Thalib ra, Rasulallah saw bersabda: “Shalat witir bukan satu keharusan seperti shalat 5 waktu, tapi ia merupakan sunah.” Beliau bersabda: ”sesungguhnya Allah itu witir (ganjil/satu) dan mencintai yang ganjil maka berwitirlan wahai ahli al-Qur’an” (HR Abu Daud dan Trimidzi).
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي بِاللَّيْلِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُوتِرُ مِنْهَا بِوَاحِدَةٍ (رواه الشيخان)
Dari Aisyah ra, ia berkata: “Rasulallah saw shalat malam 11 raka’at, diantaranya beliau berwitir satu raka’at” (HR Bukhari Muslim)
Pada bulan Ramadhan disunahkan melakukan shalat witir dan membaca qunut diraka’at terakhir setelah masuk 15 hari bulan ramadhan, qunutnya sama dengan qunut shalat subuh.
لِمَا رُوِىَ أَنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ جَمَعَ النَّاسَ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ فِي صَلاَةِ التَرَاوِيْح ، فَكَانَ يُصَلِّي لَهُمْ عِشْرِينَ رَكْعَة ، وَلَا يَقْنُتُ بِهِمْ إلَّا فِي النصْفِ الثَّانِي (منقطع من حديث الحسن البصري أبو داود)
Sesuai dengan riwayat Umar bin Khattab ra bahwa beliau mengumpulkan muslimin untuk bershalat tarawih yang diimami oleh Ubai bin Ka’ab ra sebanyak 20 raka’at dan beliau tidak berqunut keculai setelah pertengahan Ramadhan. (HR Hasan Al-Bashri dan Abu Daud).
Jadi shalat witir di bulan Ramadhan dilakukan tiga raka’at setelah shalat tarawih (20 raka’at) dengan dua kali salam, diraka’at pertama membaca surat Al-’Alaa (sabihisma), di raka’at kedua membaca surat Al-Kafirun (Qul ya ayuhal kafirun) dan di raka’at ketiga membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nass. Semua ini dilakukan oleh Sayyidina Umar bin Khattab dimasa khilafahnya dan disetujui oleh oleh para shahabat Nabi saw yang mana dianggap sebagai ijma’ sukuti atau ijma’ para shahabat tanpa dikomentari.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي الوِتْرِ فِي الْأُولَى بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى ، وَفِي الثَّانِيَةِ بِقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ، وَفِي الثَّالِثَةِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ (حسن أبو داود والترمذي)
Dari aisyah ra, ia berkata: ”Rasulallah saw membaca (Sabihisma) pada raka’at pertama shalat witir, (qul ya ayyuhal kafirun) pada raka’at kedua, dan qul huwallahu ahad dan al-mawwidhatain (surat al-Falaq dan an-Nass) pada raka’at ketiga.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, hadist hasan)
عنْ خَارِجَةَ بْنِ حُذَافَةَ الْعَدَوِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَمَدَّكُمْ بِصَلَاةٍ هِيَ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ (وهي الوتر) جَعَلَهُ لَكُمْ فِيمَا بَيْنَ صَلَاةِ الْعِشَاءِ إِلَى أَنْ يَطْلُعَ الْفَجْرُ (أحمد و أبو داود و الترمذي)
Dari Kharijah bin Hudzafah al-‘Adawi ra Rasulullah datang kepada kami dan bersabda: “Sesungguhnya Allah membantu kamu dengan sholat yang lebih baik bagimu daripada unta merah, yaitu shalat witir. Allah telah menjadikannya bagi kamu antara sholat Isya hingga terbitnya fajar.” (HR Ahmed, Abu Dawud dan Tirmidzi)
  • sholat dhuha
Shalat Dhuha
Shalat ini hukumnya sunah, sedikit dua raka’at dan sempurnanya 8 raka’at, dan waktunya setelah terbit matahari sampai tergelincirnya matahari,
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى (رواه مسلم)
Dari Abu Dzarr ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: Setiap sendi seorang di antaramu adalah sadaqah, maka satu tasbih (subhanallah) adalah sadaqah, setiap satu tahmid (alhamdulillah) adalah sadaqah, setiap satu tahlil (la ilaha illallah) adalah sadaqah, setiap amar ma’ruf adalah sadakah dan setiap nahi munkar adalah sadakah. Dan dua raka’at shalat dhuha sudah cukup untuk menggantikan semua itu.” (HR Muslim)
عَنْ أُمِّ هَانِي بِنْتِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ النَبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلاَّهَا ثَمَانِ رَكَعَاتٍ (رواه الشيخان)
Hadits Rasulallah saw dari Ummu Hani binti Abi Thalib bahwa Rasulallah saw shalat dhuha 8 raka’at (HR Bukhari Muslim)
Do’a setelah shalat dhuha
اَللّهُمَّ اِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَائُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَاءِ فَاَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَاَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وإِنْ كَانَ قَلِيْلاً فَكَثِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وإِنْ كَانَ حَلاَلاً فَبَارِكْ لِي فِيْهِ وإِنْ كَانَ مَوْقُوْفًا فَأَجْرِهِ وإِنْ كَانَ مَعْدُوْمًا فَأَوْجِدْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ وَعِصْمَتِكَ وَبِحَقِّ حَبِيْبِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّم اَتِنِى أَفْضَلَ مَااَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ وصلى الله على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم
Artinya: “Ya Allah, bahwasannya waktu pagi adalah waktuMu dan keagungan adalah keagunganMU, dan keindahan adalah keindahanMU, dan kekuatan adalah kekuatanMU, dan kekuasaan adalah kekuasaanMU, dan perlindungan adalah perlindunganMU. Ya Allah, jika rizkiku ada di atas langit, maka turunkanlah. Jika ada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar, maka mudahkanlah. Jika sedikit, maka banyakanlah.  Jika jauh, maka dekatkanlah. Jika (ternyata) haram, maka sucikanlah. Jika halal, maka berkahkanlah. Jika berhenti, maka jalankanlah. Jika kosong, maka adakanlah, dengan berkat pagiMU, keagunganMU, keindahanMU, kekuatanMU, kekuasaanMU, dan perlidunganMu dan dengan berkat kekasihmua Muhammad saw, limpahkanlah kepadaku segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh.”
  • sholat tahiyyatul masjid
Shalat Tahiyatul Masjid
Shalat tahiyatul masjid ialah shalat yang dilakukan disaat memasuki masjid sebelum duduk kapan saja memasukinya tanpa kecuali siang atau malam. Shalat ini hukumnya sunah.
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ بْنِ رِبْعِيٍّ الأَنْصَارِيِّ رَضِي اللَّهُ عَنْه قَالَ : قَالَ رَسُولُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلا يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ (رواه الشيخان)
Sesuai dengan sabda Rasulallah saw dari Abi Qatadah bin rib’iy al-Anshari : ”Jika sesorang dari kalian memasuki masjid maka jangalah ia duduk sebelum melakukan shalat dua raka’at” (HR Bukhari Muslim)
  • sholad setelah wudu
Shalat Setelah Wudhu’
Shalat ini hukumnya sunah, dilakukan dua raka’at setelah wudhu dan waktunya kapan saja. Shalat ini sangat besar pahalanya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِبِلَالٍ عِنْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ يَا بِلَالُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الْإِسْلَامِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلَّا صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ (رواه الشيخان)
Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulallah saw bersabda kepada Bilal ketika shalat subuh: “Wahai Bilal, beritahukanlah kepadaku suatu amalan paling engkau harapkan pahalanya yang engkau amalkan dalam Islam, karena sesungguhnya aku mendengar suara derap kedua terompah (sandal)-mu di mukaku di dalam syurga.” Bilal menjawab: “Aku tidak melakukan sesuatu amalan yang lebih aku harapkan di sisiku daripada kalau aku habis berwudhu’ baik pada waktu malam ataupun siang, melainkan aku melakukan shalat dengan wudhuku itu (Yakni setiap habis berwudhu’ lalu melakukan shalat sunah wudhu)” (HR Bukhari Muslim)
  • sholat istikharah
Shalat Istikharah (Shalat Minta Petunjuk)
Shalat istikharah hukumnya sunah dilakukan dua raka’at sewaktu seseorang Muslim ingin melakukan sesuatu pekerjaan yang penting dalam hidupnya dan ia bimbang melakukanya, lalu ia memohon kepada Allah pentunjuk yang baik.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْد ِاللَّهِ رَضِي اللَّهُ عَنْهمَا قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي قَالَ وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ (رواه البخاري)
Dari Jabir bin Abdullah ra, ia berkata: bahwa Rasulallah saw mengajarkan kita shalat istakharah dan do’a istikharah sebagaimana beliau mengajarkan kita pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan sabdanya ”Jika sesorang diantara kalian ingin melakukan pekerjaan penting maka bershalatlah dua raka’at dan bacalah do’a :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ  فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ َرَضِِّنِيْ بِهِ
“Ya Allah, saya memohonkan pilihan menurut pengetahuanMu dan memohonkan penetapan dengan kesuasaanMu, juga saya memohonkan kurniaMu yang besar, sebab sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui dan saya tidak mengetahui apa-apa. Engkau Maha Mengetahui segala yang ghaib. Ya Allah, jikalau di dalam ilmuMu bahawa urusan saya ini (orang yg mempunyai hajat hendaknya menyebut persoalannya) baik untukku dalam agamaku, kehidupanku serta akibat urusanku, maka takdirkanlah untukku dan mudahkanlah serta berikanlah berkah kepadaku di dalamnya. Sebaliknya jikalau di dalam ilmumu bahwa urusan ini buruk untukku, dalam agamaku, kehidupan serta akibat urusanku, maka jauhkanlah hal itu daripadaku dan jauhkanlah aku daripadanya serta takdirkanlah untukku yang baik-baik saja dimana saja adanya, kemudian puaskanlah hatiku dengan takdirMu itu.” (HR Bukhari)
  • sholat tahajjud
Shalat tahajjud
Allah berfirman;
وَمِنَ الْلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَى أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَاماً مَّحْمُوداً – الإسراء ﴿٧٩﴾
Artinya: “Dan pada sebagian malam hari bertahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (Qs Al Isra’ ayat: 79).
Shalat tahajjud atau shalat malam adalah sunah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa dan mengangkat derajat ke tempat yang terpuji. Shalat ini termasuk ibadah yang berat, karena di saat kita terlelap tidur dan masih mengantuk kita harus bangun untuk shalat. Waktunya yang paling utama adalah pada sepertiga malam yang terakhir. Pada saat ini doa akan dikabulkan oleh Allah.
عَنْ أَبِي هرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَنْزِلُ رَبّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَىَ كُلّ لَيْلَةٍ إِلَىَ السّمَاءِ الدّنْيَا حِينَ يَبْقَىَ ثُلُثُ اللّيْلِ الاَخِرُ، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرُ لَهُ (رواه الشيخان)
Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah ra bahwasannya Nabi pernah bersabda: “Allah turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir. Allah lalu berfirman, Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan! Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri. Siapa yang meminta ampun kepada-Ku tentu Aku ampuni.Demikianlah keadaannya hingga terbit fajar.” (HR Bukhari Muslim)
Bilangan raka’at shalat tahajjud sekurang-kurangnya dua raka’at dan Tidak ada batas maksimal jumlah rakaatnya, tergantung dari kemampuan dan keluasan orang yang menunaikannya.
  • sholat tasbih
Shalat tasbih
Shalat tashbih adalah sunah. Pendapat ini dikemukakan oleh sebagian ulama penganut mazhab Syafi’e. Dinamakan tasbih karena pelaku shalat akan membaca kalimat tasbih “Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar” sebanyak 300 kali yang dilakukan sebanyak 4 raka’at, setiap raka’at 75 kali tasbih. Shalat ini diajarkan Rasulullah saw kepada pamannya yakni Abbas bin Abdul Muthallib ra. Hikmah shalat ini adalah dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, tentu saja jika dilakukan dengan hati yang ikhlas.
Shalat tasbih boleh dilakukan kapan saja baik siang hari atau malam hari dan dan lebih baik jika dilakukanya malam hari, dan akan lebih baik lagi jika dilakukan pada bulan Ramadhan setelah shalat tarawih. Shalat ini dilakukan 4 raka’at dengan dua salam sebagaimana shalat biasa dengan tambahan bacaan tasbih pada saat saat:
  • Setelah pembacaan surat fatihah dan surat al-Qur’an saat berdiri 15 kali
  • Di waktu ruku’ 10 Kali
  • Di waktu I’tidal (bangung dari ruku’) 10 Kali
  • Di waktu sujud pertama 10 Kali
  • Di waktu duduk di antara dua sujud 10 Kali
  • Di waktu sujud kedua 10 Kali
  • Di waktu duduk istirahat sebelum berdiri (atau sebelum salam tergantung pada raka’at keberapa) 10 Kali.
            Jumlah tasbih dalam satu raka’at 75
            Maka jumlah tasbih dalam empat raka’at 4 X 75 = 300 kali
  • sholat awwabin
Shalat Awwabin
Sholat Awwabin adalah sunah. Awwabin sendiri berasal dari bahasa Arab yang bererti orang yang sering bertaubat. Cara Mengerjakan sholat awwabin sama seperti sholat sunah yang lain. Niat untuk mengerjakan sholat awwabin “Aku niat shalat sunah awwabin dua rakaat kerana Allah Ta’ala”
Menurut Imam Syafi’i shalat ini dilakukan antara shalat maghrib dan isya’ sebanyak 2 raka’at, atau 4 rakaat atau 6 rakaat, atau sebanyak 20 rakaat dengan satu salam setiap dua raka’at.
Fadhilah shalat ini sangat besar disebut dalam hadist Nabi saw yang berbunyi,
عَنْ أَبِي هرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ سِتَّ رَكَعَاتٍ لَمْ يَتَكَلَّمْ فِيمَا بَيْنَهُنَّ بِسُوءٍ عُدِلْنَ لَهُ بِعِبَادَةِ اِثنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً (رواه ابن ماجة وهو ضعيف في فضائل الأعمال)
Dari Abu Hurairah ra, Rasulallah saw bersabda: “Siapa yang shalat enam rakaat tanpa disela dengan pembicaraan, ia senilai ibadah selama dua belas tahun.” (HR Ibnu Majah, hadist dhaif)*
(*) Ulama sepakat bahwa hadits dha’if dapat dijadikan sebagai hal-hal yang masuk dalam kategori fadhail al-‘amaal (perbuatan baik)
  • sholat hajat
Shalat hajat
Bila seorang Muslim mendapatkan masalah dalam sesuatu perkara baik berupa kesulitan atau hajat tertentu maka dianjurkan agar minta pertolongan dari Allah dengan mendirikan sholat hajat dua raka’at.
Hal ini selalu dilakukan Imam Bukhari, beliau sering melakukan sholat dua raka’at sebelum meletakkan sesuatu hadits dalam kitabnya. Jadi, sholat dua raka’at sebelum melakukan sesuatu atau untuk meminta sesuatu merupakan amalan orang soleh. Caranya berniat, lalu shalat dua raka’at sama seperti shalat sunah lainya dan waktunya kapan saja, kemudian memohon hajatnya disaat sujud atau setelah shalat
  • sholat sunnah ihram
 Shalat sunnah ihram (bagi haji dan umrah)
Shalat sunah ihram bukan sebagai syarat sahnya ihram, tapi hukumnya sunnah menurut mayoritas ulama. Adapun caranya adalah dengan wudhu dan shalat dua rakaat di miqat kemudian niat dalam hati apa yang ingin dilakukan dari haji atau umrah dan melafazkan hal tersebut dengan mengucapkan, “Labbaik Allahuma umratan ” jika untuk umrah saja, atau “Labbaik Allahumma hajjatan ” jika ingin haji saja, atau “Labbaik Allumma hajjan wa ‘umratan” jika ingin melaksanakan haji dan umrah sekaligus seperti dilakukan Nabi saw dan para sahabatnya, kemudia membaca talbiyah (Labaikallahuma labaik).
  • sholat setelah thawaf
Sesuai dengan syari’at Islam bagi orang yang masuk Masjidil Haram baik untuk haji atau umrah adalah memuali dengan thawaf dan setelah selesai thawaf disunahkan shalat dua raka’at dengan satu salam di muka maqam Ibarahim.
Allah berfirman: Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat.” al-Baqarah 125
Comments
0 Comments

No comments :

Post a Comment